Jumat, 28 Oktober 2011

bagi siapa siapa siapa siapa sajaaa........ 0:13 a.m.

Diposting oleh ANALOLIPOPPOP di 10.47
Hidup itu bisa berarti banyak hal...tergantung siapa yang memaknainya.
Bagi seorang penyair, mungkin hidup itu puisi yang mendayu-dayu, yang penuh kata-kata indah atau bahkan kata-kata yang menjijikan. Tergantung lagi, seperti apa penyairnya, siapa penyairnya, siapa gurunya, apa yang dipelajarinya, apa alirannya.
Seperti itu pula lah hidup....berawal dari kompetisi beribu sperma kita terlahir di dunia,polos seperti kertas, dan orangtua lah yang kemudian membentuk kita, mau dijadikan seperti apa kita, mau jadi jewish, muslim, christian, dan sebagainya, dan sebagainya.
Kita tidak memilih dan meminta terlahir dari seorang ibu yang begini yang begitu. Seorang pendatang baru layaknya seorang artis *korean-pop idol khususnya* perlu ditraining terlebih dulu sebelum debut. Sama halnya dengan kita, yang terlahir sebagai new comers harus bersedia didikte oleh dunia, lingkungan, dan keadaan. Pada saat itu kita hanya melihat, karena otak dan jalan pikiran kita belum berkembang sepenuhnya. Kita melihat apa yang terjadi di lingkungan, apa yang orang tua kita lakukan, merekamnya, dan menyimpannya di otak kita. Seperti kaset yang bisa diputar berulang-ulang, kita bisa memutarnya terus menerus, mengingat dan merasai meski itu sudah berada di masa past,lampau dan sudah tidak layak untuk dijamah.Tetapi kenapa kita masih harus mengulangnya?
Karena kita manusia. Itu jawabannya. Manusia yang hidup sendiri, kesepian. Setiap manusia itu datang seorang-orang tidak bergerombolan seperti pasar malam, dan akan pulang sendirian pula. Dan hidup ini panggung sandiwara. Kita selalu dikejar kekhawatiran, ketakutan, dan kesendirian. Itulah kita. Jangan menyangkal. Itulah kita.
Tapi, ketika umurmu bertambah, dan pola pikirmu berubah, tidakkah kita semua ingin mengobati diri?
Kita sudah bisa berfikir, memandang dari berbagai macam sudut. Hidup itu interdisciplinary, tidak hanya bisa dilihat dari satu perspektif. Boleh, suatu saat kamu menyumpahi hidupmu, yang mungkin tidak seindah yang nampak dari kehidupan orang lain. Tapi pandanglah lagi hidupmu, mungkin memang tidak sebahagia kehidupan si A, si B, atau si C, tapi itulah hidupmu yang akan membentukmu, dan membantumu menjadi dirimu sendiri, mencetakmu, dan membuatmu menentukan mau jadi apa kamu. Akankah bertahan dalam kondisi mengerikan, atau berlari berjuang merubahnya. Semua itu hidupmu lah yang mengajarimu, mengembangkan daya fikirmu.

Semua ini berawal dari obrolan ringan di kampus dengan teman-teman, membuatku kembali mengusik hal-hal yang sudah lama tidak aku jamah. Kami mengobrol ringan tentang ketakutan masa depan, tuntutan orangtua, dan sistem yang terus membelenggu setiap individu dalam masyarakat. Kami, 4 orang dengan latar belakang berbeda, pesrpektif berbeda, tujuan dan orientasi hidup yang berbeda saling mendengarkan satu sama lain.Sesekali saya tercengang, termangu, tertawa, dan berfikir.

Sudah selayaknya kami berfikir ke sana, jauh ke sana, ke tujuan-tujuan hidup. Saya juga punya tujuan hidup, meski masih abu-abu dan gelap, tapi saya punya.
Teman saya, dia bilang dia sudah benar-benar sakit dan tidak bisa diobati. Dulu, duluuuuuuu sekali, saya juga sakit, dan sepertinya tidak bisa diobati, tapi apa? sekarang saya bisa sehat. Memang, masalah orang itu tidak bisa disamakan kadarnya, tetapi tidak ada masalah yang tidak ada penyelesaiannya. Ketika, dulu, ketakutan, dan segala hal yang saya anggap derita datang menghampiri, ingin rasanya berlari dari dunia, dunia yang bukan untukku. Tapi kemudian, saya mampu berfikir, berfikir untuk menjadi saya.

Saya mulai berdamai pada diri sendiri, sekronis apa pun sakit saya, saya bertekad berdamai. Mulai menikmati hidup ini, ketika saya ingin tertawa, maka tertawalah saya. Ketika saya ingin makan, maka makanlah saya. Seiring dengan waktu universe mengikuti ritme kehidupan kita yang mampu berdamai dengannya. Universe akan membalas semua usaha kita. Dia adalah teman terbaik setiap umat manusia.

Kemudian saya mulai menetapkan diri, menemukan pedoman, agar tidak goyah dan terus labil. Pedoman itu yang menguatkan, dan menuntun langkah. Pedoman itulah yang mengantarkan kita pada jiwa-jiwa kuat yang mampu bertahan. Jangan sekedar mencari pembenaran, temukan pula pembuktian, kuatkan hati yang rapuh, dan berjuang membentuknya menjadi akar-akar yang kuat membangun otot-otot batin yang teguh. Sekali lagi belajarlah dari universe, dia akan menjadi guru yang baik.

Dan ingat, jangan terus-menerus memutar kaset masa lampau kita. Masa yang lampau biarlah terkunci rapat di dalam pita kaset kusut yang sudah tidak layak diputar. Biarkan mereka di sana menangisi masa-masa itu sendiri, tarik diri kita, menjauh, dan jangan mendekati mereka lagi. Mereka hanya akan menyesatkan. Why should we? Because we are precious. KITA BERHARGA. Jangan hanya karena kita ditakdirkan terlahir dari seorang ibu yang bla bla bla bla, seorang bapak yang bla bla bla bla, yang menuntut kita harus bla bla bla bla..., lalu kita menjadi mati dalam kehidupan ini. Kamu hidup untuk kamu, bukan untuk mereka. Sukses bukan untuk mereka, tapi untuk diri sendiri. Dan ketika saya mencapai titik ini, saya semakin berdamai dengan keadaan, membentuk universe saya sendiri, dan berjuang mewujudkan universe saya itu...


Semakin orang tua mengharapkan untuk..., kita harus semakin yakin kita adalah....
Semakin orang tua melukai kita..., kita harus yakin mereka sayang kita, dan pandang lah mereka dari berbagai macam sudut, peran, dan sistem yang terus membelenggu..., mereka juga adalah hasil.., tak ubahnya kita,, bayangkan diri kita sendiri...

hidup ini adalah game, jika kita tidak bisa berpikir seperti itu, mungkin kita tidak bisa melewati hari-hari,,,
tetapi hidup ini adalah game yang tidak bisa dengan mudah diulang setelah game over...







hidup ini hidupmu,
hidup ini hidupmu,







jika dunia sepertinya bukan untukmu,
maka bentuklah satu untuk dirimu sendiri...

0 komentar:

Posting Komentar

 

kerokero-bosu! Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez