Rabu, 26 Oktober 2011

Bau Tanah Sehabis Hujan

Diposting oleh ANALOLIPOPPOP di 11.09
Hujan. Namanya Hujan. Panggil saja dia Hujan. Memang namanya Hujan. Tiada yang menamainya selain Hujan. Jarum-jarum jiwanya memaknai diri Hujan juga. Peduli apa dengan nama-nama lain, yang jelas namanya Hujan. Hujan saja. Hanya Hujan. Jangan dipanggil dengan nama lain. Jika iya, ia akan mendatangimu, mencincang, dan memperkedelmu, karena namanya Hujan. Sudah sewajarnya dipanggil Hujan. Jangan dipanggil dengan nama lain, Setan.

Baunya memang Hujan. Mengenai Tanah, namanya tetap Hujan. Bentuknya serupa titik-titik air, dialah Hujan. Jatuh dari awan-awan kelam, benar, dia Hujan. Tanah menantinya setiap saat, merindu, memuja, dan mencinta-nya, siapa lagi, Hujan. Tak ada yang mampu menandingi kesetiaan Tanah mengharap sang Hujan datang menghampirinya.

Salah. Bukan hanya Tanah yang menanti Hujan. Aku, di sini, juga menantinya: Bau Tanah sehabis Hujan.

Namanya Hujan. Baunya semerbak hidup di saraf-saraf jiwaku. Hujan dan Tanah menikah, menebar harum kehidupan. Hakikatnya adalah Hujan namanya, Tanah kekasihnya, dan Bau sehabisnya adalah hidupku.

Kita dalam satu dimensi yang sama, membentuk sebuah nama, kehidupan.


*Untuk jiwa-jiwa yang haus menamai pemahaman yang bercampur baur dengan kehidupan...*

0 komentar:

Posting Komentar

 

kerokero-bosu! Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez